Guru Besar Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran (Unpad), Ildrem Syafri menyarankan para pendaki untuk membekali dengan keterampilan survival di alam bebas. Sebab, kemungkinan untuk tersesat dan hilang sangat besar saat berada di gunung.
Menurut Idrem Syafri yang pertama adalah kita harus tahu jalur. Kalau tahu medan jika terjadi hal yang tidak diinginkan kita bisa mengambil keputusan.
Pengetahuan mengenai topografi diperlukan agar pendaki bisa tahu wilayah mana yang terjal hingga wilayah mana yang landai. Pengamatan wilayah juga diperlukan untuk mengetahui jenis flora dan fauna yang hidup di gunung tersebut. Ini akan memudahkan pendaki untuk menghindari kemungkinan kontak dengan hewan liar.
Pendaki tetap harus mewaspadai kemungkinan tersesat atau keluar dari jalur pendakian. Jika menghadapi situasi seperti ini, hal utama yang wajib dimiliki pendaki adalah menyiapkan mental yang kuat untuk memulai survival.
Bila tersesat disarankan untuk segera mencari sungai atau jalur air. karena sungai akan terus mengalir hingga ke hilir. Semakin ke hilir, sungai akan menemui lokasi perkampungan terdekat.
Pendaki gunung juga wajib memiliki pengetahuan mengenai botani dan zoologi. Pengetahuan ini akan memudahkan pendaki untuk memilih mana tumbuhan yang bisa dimakan atau tidak.
Sebab, banyak sekali tumbuhan yang bisa dimakan, ternyata di dalamnya mengandung racun yang berbahaya bagi tubuh.
Tips sederhana bagi pendaki gunung untuk menghindari kemungkinan keracunan, yaitu jangan makan hanya dari satu jenis tumbuhan saja.
Bisa jadi, jenis tumbuhan yang kita makan terus-terusan itu akan mengeluarkan racun di dalam tubuh.
Para pendaki juga wajib membawa peralatan untuk mendukung komunikasi, seperti baterai cadangan dan pengisi daya portabel. Piranti ini akan memudahkan pendaki untuk tetap menjalin komunikasi saat bertahan di gunung.
Sumber : https://www.medcom.id/pendidikan/tips-pendidikan/ybDVV3jK-guru-besar-unpad-beri-tips-bertahan-saat-hilang-di-gunung?
Post a Comment