Sendang Tirta Kamandanu adalah sebuah sumur kuno yang berada di Desa
Pamenang, Kediri, yang dipercaya sebagai tempat dimana Raja Kediri Prabu
Sri Aji Joyoboyo mensucikan diri sebelum mukso. Lokasi Sendang Tirta
Kamandanu ini berjarak sekitar 1km dari
Pamuksan Joyoboyo dan merupakan sebuah kompleks luas yang proses
pemugarannya tampak telah terhenti dalam jangka waktu yang cukup lama.
Sebuah arca Brahma bertangan empat yang berada di salah satu sudut kompleks Sendang Tirta Kamandanu. Masing-masing tangan memegang teratai, kitab Weda, gada dan genitri. Genitri (Elaeocarpus ganitrus) adalah sejenis buah yang lazim di pakai dalam upcara ritual agama Hindu, dan merupakan perlambang bahwa ilmu pengetahuan tidak akan pernah habis dipelajari. Pada masing-masing sudut lain di Sendang Tirta Kamandanu ini terdapat patung Dewa Wisnu, Bayu, dan Indra.
Dari tepian
parkir di pinggir jalan menuju ke bagian utama Sendang Tirta Kamandanu
terdapat sebuah lapangan luas yang rindang pohonnya cukup membantu
melindungi pengunjung dari sengat matahari Kediri yang cukup panas.
Pengunjung dapat memilih masuk ke area Sendang Tirta Kamandanu melalui
gapura atau pun melalui sisi di sebelah kanan yang teduh.
Gapura utama Kori Agung yang terlihat masih setengah jadi. Entah berapa lama lagi gapura yang seharusnya sangat anggun ini harus menunggu perhatian pemerintah daerah dan DPRD untuk menyelesaikan pemugarannya. Semoga tidak dalam waktu yang terlalu lama.
Gapura Candi Bentar yang berada di bagian belakang kompleks Sendang Tirta Kamandanu dengan pagar tembok berornamen bunga teratai. Suasana dan kepercayaan budaya Hindu, dan kepercayaan tradisional Jawa, terasa sangat kental pada situs ini.
Sebuah tulisan menggunakan huruf dan bahasa Jawa di dalam kompleks Sendang Tirta Kamandanu. Meskipun ketika sekolah di SMP pernah belajar membaca dan menulis dalam bahasa Jawa, namun pelajaran itu tidak lagi berbekas saat ini.
Tulisan lain dalam huruf Jawa di Sendang Tirta Kamandanu. Smoga saja ada diantara pengunjung TA Travelog yang bisa membantu membacakannya.
Berita dari situs Kediri.Go.id
Sekitar 10 km, ± 5 menit dari Kota Kediri. Situs ini dipercayai sebagai tempat moksa Prabu Sri Aji Joyoboyo yang terkenal sebagai Raja Kediri abad XII dan juga ramalan Jongko Joyoboyonya. Situs - situs yang ada di kawasan budaya ini seperti Sendang Tirto Kamandanu, Palinggihan Mpu Bharada, dan juga Arca Totok Kerot.Banyak pengunjung yang melakukan ziarah di situs ini dan puncak ritual di Pamuksan tanggal 1 Suro dengan ribuan pengunjung dari berbagai daerah untuk prosesi ritual
Sosok Prabu Joyoboyo memang mengundang kekaguman. Ini pula yang jadi alasan, mengapa wisatawan banyak yang datang ke petilasannya.Termasuk ke Sendang Tirta Kamandanu. Sendang ini dulunya kolam dengan sumber air alami yang memiliki banyak fungsi, salah satunya menambah kekuatan lahir dan batin manusia. Tanggal 26 April 1980, sendang ini mulai dipugar. Karena tempat ini dianggap sebagai bagian tak terpisah dari petilasan Sang Prabu. Desain barunya. Sendang ini menjadi kawasan taman segi empat berukuran 1.016 meter persegi.
Bangunan utama, kolam pemandian yang airnya selalu mengalir melalui tiga tingkatan. Yaitu sumber, tempat penampungan, dan kolam pemandian. Kolam ini dilengkapi dengan Arca Syiwa Harihara (perdamaian) dan Ganesha. Selain itu, tempat ganti pakaian, gapura, tempat mengambil air, dan pagar. Sedang bangunan pelengkap terdiri dari halaman, gapura utama (Kori Agung dan Candi Bentar), dan pagar dengan patung dewa di masing-masing sudut . Masing-masing Bathara Wisnu, Brahma, Bayu, dan Indra.
Mohon maaf bila tulisan diatas ada kekurangan, maklum copy paste
Post a Comment