Diungkapkan Relawan Merapi Selo, Mujianto, hujan yang turun berpotensi mengakibatkan jalur pendakian berubah akibat tergerus air. Kondisi ini seringkali tidak disadari oleh pendaki, akibatnya mereka menjadi tersesat. Selain itu, kabut tebal yang turun seringkali menghalangi pendaki.
“Banyak kasus dimana pendaki tersesat akibat kabut tebal, kita (kami — Red) sarankan untuk berhenti sebentar dan biarkan kabut hilang baru melanjutkan perjalanan,” ungkap Mujianto, Minggu (20/10).
Selain faktor alam, kecelakaan di gunung seringkali terjadi karena tidak pahamnya pendaki dengan karakter gunung yang didaki. Seperti Merapi misalnya, karakteristik Merapi yang berubah wajib diketahui pendaki. Selain iitu, kondisi material Merapi yang belum stabil rawan terjadinya longsoran.
“Kita sarankan bagi pemula yang ingin ke Merapi untuk didampingi yang sudah pernah ke sana,” jelas Muji.
Sementara salah satu pendaki pemula, Budianto, mengakui sebelum berangkat ke Merapi, terlebih dahulu mencari informasi baik dari teman yang sudah pernah mendaki maupun melalui situs berita Merapi.
“Informasi yang kita dapat, kita jadikan pegangan saat ke Merapi, yang penting tetap waspada dan hati-hati,” ungkapnya mantap.
Sumber : http://www.timlo.net/baca/68719515631/musim-hujan-jalur-pendakian-merapi-merbabu-bisa-berubah/
Post a Comment