Bondowoso - Dalam
rangka pelaksanaan Dikjut (Pendidikan Lanjut), 4 anggota Divisi Gunung
Hutan Wapeala (Mahasiswa Pecinta Alam) Undip yaitu Yanuar Yoga
Anggoro, Dini Dewi Purnama Sari, Moh. Doni Akbar ) dan Syarifudin
Ahmad, mengadakan pendakian di 2 gunung di bagian timur pulau Jawa pada
tanggal 26 Agustus- 1 September 2013. Pendakian pertama yang diiringi
plot jalur dan memiliki target puncak, dilakukan di Gunung Raung,
Bondowoso. Sedangkan gunung kedua yang menjadi tujuan mereka adalah
Gunung Ijen yang letaknya tak jauh dari Gunung Raung. Pendakian di Ijen
sendiri lebih ditargetkan pada pendokumentasian penambang belerang dan
kawah Ijen. Karena memang Gunung di perbatasan Bondowoso-Banyuwangi
ini terkenal akan hasil belerang dan keindahan kawahnya.
Pendakian gunung Raung dilakukan melalui jalur Sumber Wringin. Dengan penuh semangat, keempatnya melnelusuri pos demi pos sepanjang jalur pendakian. Kondisi Gunung Raung yang hampir tak dapat ditemukan sumber air, tidak menghalangi niat mereka untuk tetap menjelajahi gunung dengan ketinggian 3.322 mdpl tersebut.
Pendakian hari pertama dimulai dari pondok motor sampai pada sebuah dataran sempit sebelum pondok demit yang kemudian dijadikan sebagai tempat bermalam. Pada malam hari udara di sana dirasa sangat dingin bagi mereka. Pada pendakian di hari berikutnya,mereka melalui pondok Sumur,Tonyok, Demit, Mayit dan Angin. Hingga akhirnya memewati batas vegetasi yang dilanjutkan oleh medan berbatu dan terjal sehingga diperlukan kehatia-hatian untuk melewatinya. Akhirnya keempatnya tiba di puncak dan menerima suguhan terindah Gunung Raung berupa kaldera yang luas dan terletak jauh di dalam sana.
Berbeda halnya dengan Gunung Raung, pendakian di Gunung Ijen memiliki cerita tersendiri. Mereka melakukan pendakian bersama Bapak agus, satu penambang belerang yang konon kerap muncul di televisi dan terkenal di kalangan wisatawan mancanegara. Bapak berumur 60-an ini begitu ramah dalam menemani mereka menelusuri jalanan yang menanjak hingga turun menuju tempat penambangan belerang yang diselimuti asap belarang yang cukup menyesakan. Beliau pun dengan senang hati bercengkarama dengan keempat pecinta alam tersebut di kediamannya di pos penginapan penambang belerang.
Sekitar pukul 02.00 dini hari, mereka mendatangi Pak Agus di pos penginapan lalu berjalan beriringan dengannya menuju tempat penambangan. Mereka terkesan dengan bapak yang tak pernah menyerah karena Setiap hari memanggul belerang berbobot 50-60 kg dengan ditemani udara pagi yang dinginnnya menusuk kulit. Menurut penuturan beliau, saat masih muda ia pernah memanggul hingga 110 kg.
Selama perjalanan, mereka harus antri berjalanan karena padatnya arus pendakian saat itu. Ada penambang belerang dan juga wisatawan yang kabarnya tak pernah sepi memadati kawah Ijen setiap minggunya. Setelah 2 jam perjalanan, mereka tiba di tempat penambangan. Baru saja tiba, mereka disambut dengan kobaran “Blue Fire” di tengah sana. Blue fire sendiri merupakan kreasi alam berupa api berwarna biru yang hanya ada dua di dunia yaitu di benua Amerika dan di Indonesia. Fenomena langka ini selalu menjadi daya tarik wisatawan meskipun mereka harus bersinggungan dengan asap belerang.
Menjelang matahari terbit, danau berwarna biru kehijauan perlahan-lahan mulai terlihat di sekitar penambangan belerang. Keelokannya seakan menahan wisatawan untuk tidak cepat-cepat turun karena kawah Ijen masih memiliki segudang keindahan yang ingin disuguhkan. Terlihat banyak wisatawan mancanegara yang berfoto di sekitar danau maupun tempat lainnya yang tak kalah indahnya. Adapula yang mencoba berkomunikasi dan berfoto bersama penambang belerang. Bahkan beberapa wisatawan mancanegara telah beberapa kali mengunjungi kawah Ijen. Hingga siang hari, wisatawan tiada hentinya berdatangan. Mengenai makanan, souvenir ataupun informasi tentang kawah Ijen dengan mudah didapatkan di Paltuding, yaitu pos di start pendakian Gunung Ijen.
Pendakian kali ini sangatlah berkesan bagi keempat anggota Wapeala tersebut karena merasa beruntung dapat menjadi salah satu pendaki yang yang berkesempatan mengunjungi “Surga di Ujung Jawa” tersebut.
Sumber : http://undip.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=2414:wapeala-berkunjung-sesaat-ke-surga-di-ujung-jawa&catid=78:latest-news&Itemid=1092
Post a Comment