Pasuruan - Usai satu bulan lebih
pihak pengelola Taman Hutan Rakyat (Tahura) R. Soerjo menutup jalur
pendakian di Gunung Arjuno dan Welirang pasca hilangnya dua pendaki asal
Surabaya yang ditemukan tewas di lereng Gunung Kembar 2 pada akhir
Januari lalu.
Kini jalur pendakian kedua gunung tersebut sudah dibuka kembali. "Saat ini jalur pendakian untuk kedua gunung itu sudah kami buka kembali," ujar Gatot Sundoro, Kepala UPT Tahura R Soerjo wilayah Malang - Pasuruan.
Dijelaskannya, bahwa dibukanya jalur pendakian tersebut dikarenakan situasi dan kondisi cuaca yang sudah dirasa membaik dan kondusif sehingga aman untuk dilakukan pendakian.
Menyusul dibukanya kembali jalur pendakian di Gunung Arjuno dan Welirang tersebut, pihak pengelola Tahura pun juga memindah pos penjagaan pertama atau pos ijin masuk ke dekat jalur "Pet bocor" yang biasa dilewati para pendaki.
Disisi lain, ia pun juga menghimbau kepada para pendaki, agar para pendaki yang mau ke Gunung Arjuno -Welirang bisa masuk melalui jalur pendakian resmi. Sebab menurutnya dengan melalui jalur resmi, petugas Tahura bisa bertidak cepat jika para pendaki tersesat atau mengalami kecelakaan. "Karena kalau melalui pos resmi, minimal petugas akan mencatat identitasnya. Dan juga akan tahu mereka mendaki kemana, berapa hari dan turun lewat jalur mana. Ini akan memudahkan jika terjadi sesuatu kejadian yang tidak diinginkan. Juga akan membuat lebih gampang dimonitoring kalau lewat jalur resmi", imbuh Gatot.
Lebih lanjut ia mengatakan, dengan melalui jalur resmi, pihak Tahura juga bisa memberikan arahan kepada para pendaki, terkait medan berat dan cuaca buruk yang terjadi di atas gunung. "Akan tetapi, kalau pendaki lewat jalur tak resmi atau jalur alternatif maka kami tidak akan bertanggungjawab jika terjadi kecelakaan,"terangnya kepada beritajatim.com.
Sekedar mereview kembali, penutupan jalur pendakian tersebut merujuk pada dua mahasiswa STIESIA yang meninggal karena nekat naik gunung saat cuaca buruk. Kedua mahasiswa itu yaitu Alif Hazen Rahmasyah (24), warga Jalan Pahlawan 6/10 Gresik dan Dian Mentiati (18), warga Karang Menjangan 1B /58 Surabaya, dua mahasiswa asal Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya. Keduanya meninggal setelah tersesat selama 9 hari di gunung. Mereka merupakan peserta kegiatan orientasi mahasiswa Pencinta alam (Mapala STIESIA)Surabaya.
Kini jalur pendakian kedua gunung tersebut sudah dibuka kembali. "Saat ini jalur pendakian untuk kedua gunung itu sudah kami buka kembali," ujar Gatot Sundoro, Kepala UPT Tahura R Soerjo wilayah Malang - Pasuruan.
Dijelaskannya, bahwa dibukanya jalur pendakian tersebut dikarenakan situasi dan kondisi cuaca yang sudah dirasa membaik dan kondusif sehingga aman untuk dilakukan pendakian.
Menyusul dibukanya kembali jalur pendakian di Gunung Arjuno dan Welirang tersebut, pihak pengelola Tahura pun juga memindah pos penjagaan pertama atau pos ijin masuk ke dekat jalur "Pet bocor" yang biasa dilewati para pendaki.
Disisi lain, ia pun juga menghimbau kepada para pendaki, agar para pendaki yang mau ke Gunung Arjuno -Welirang bisa masuk melalui jalur pendakian resmi. Sebab menurutnya dengan melalui jalur resmi, petugas Tahura bisa bertidak cepat jika para pendaki tersesat atau mengalami kecelakaan. "Karena kalau melalui pos resmi, minimal petugas akan mencatat identitasnya. Dan juga akan tahu mereka mendaki kemana, berapa hari dan turun lewat jalur mana. Ini akan memudahkan jika terjadi sesuatu kejadian yang tidak diinginkan. Juga akan membuat lebih gampang dimonitoring kalau lewat jalur resmi", imbuh Gatot.
Lebih lanjut ia mengatakan, dengan melalui jalur resmi, pihak Tahura juga bisa memberikan arahan kepada para pendaki, terkait medan berat dan cuaca buruk yang terjadi di atas gunung. "Akan tetapi, kalau pendaki lewat jalur tak resmi atau jalur alternatif maka kami tidak akan bertanggungjawab jika terjadi kecelakaan,"terangnya kepada beritajatim.com.
Sekedar mereview kembali, penutupan jalur pendakian tersebut merujuk pada dua mahasiswa STIESIA yang meninggal karena nekat naik gunung saat cuaca buruk. Kedua mahasiswa itu yaitu Alif Hazen Rahmasyah (24), warga Jalan Pahlawan 6/10 Gresik dan Dian Mentiati (18), warga Karang Menjangan 1B /58 Surabaya, dua mahasiswa asal Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya. Keduanya meninggal setelah tersesat selama 9 hari di gunung. Mereka merupakan peserta kegiatan orientasi mahasiswa Pencinta alam (Mapala STIESIA)Surabaya.
Sumber : http://beritajatim.com/peristiwa/201446/jalur_pendakian_ke_gunung_arjuno_dan_welirang_dibuka_kembali.html#.Uypcfs6wQy4
Post a Comment